Gangguan Pola Makan, Gejala, dan Penanganannya

DEFINISI

Gangguan pola makan terjadi akibat beberapa sebab dalam prilaku makan, seperti konsumsi makanan yang kurang sehat atau makan yang terlalu banyak. Pola ini bisa disebabkan perasaan distress atau berkenaan dengan bentuk badan serta beratnya kemudian mereka membahayakan komposisi bentuk dan fungsi badan normal. Gangguan pola makan secara bertahap muncul pada masa dewasa atau dewasa awal. Kebanyakan orang dewasa bisa menyembunyikan prilaku ini dari keluarga mereka selama beberapa bulan bahkan tahun.

Gangguan pola makan bukan merupakan kegagalan akan sesuatu ataupun prilaku; akan tetapi, nyata, penyakit medis yang muncul dari beberapa pola makan yang menyimpang dalam hidup seseorang. Salah satu tipe gangguan pola makan adalah anorexia nervosa dan bulimia nervosa. Seseorang dengan anorexia nervosa sengaja melaparkan dirinya untuk menjadi kurus, dan mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis. Statistik memperkirakan 3.7 sampai 5 % wanita pernah mengalami anorexia nervosa dalam hidupnya. Bulimia nervosa adalah pesta makanan yang diikuti dengan mencuci perut atau sampai muntah. Rata-rata 1.1 sampai 4.2 persen dari wanita pernah mengalami bulimia nervosa semasa hidupnya. Gangguan ketiga adalah Gangguan Makan Banyak (Binge-Eating disorder), dapat dicirikan dengan frekuensi berkelanjutan dari makan yang tidak terkontrol. Siklus ini mengembangkan perasaan malu dan jijik karena gemuk yang berdampak dengan makan lebih banyak lagi. Survey komunitas telah memperkirakan rata-rata 2 sampai 5 persen orang amerika pernah mengalami gangguan makan banyak (Binge-eating disorder) dalam periode tengah tahunan. Penyakit ini baru diteliti dan belum diterima dalam kamus diagnosis psikiater.

Gangguan pola makan biasanya muncul bersamaan dengan penyakit lain seperti depresi, menjadi bagian dari sebuah kekerasan, dan gangguan kecemasan. Dalam hal ini, orang yang menderita gangguan pola makan bisa mengalami komplikasi kesehatan fisik yang lebih jauh lagi, termasuk masalah kondisi kerja hati dan gagal ginjal, yang mana dapat menyebabkan kematian. Mengenali kembali gangguan pola makan sebagai gejala yang serius dan mengancam, sangatlah penting.

Wanita sangat berpotensi mengembangkan gangguan pola makan. Rata-rata hanya 5 sampai 15 persen orang dengan aneroxia dan bulimia dan diperkirakan 35 persen diantaranya dengan gangguan makan banyak diderita oleh laki-laki.

Gejala gejala umum yang tampak pada Gangguan pola Makan (Eating disorder)

Anorexia Nervosa:

  • Berat badan turun secara drastis
  • Diet berkelanjutan
  • Ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat badannya dibawah rata rata
  • Gejala yang tidak semestinya pada bentuk/ berat badan dalam evaluasi diri
  • Sibuk menghitung kalori makanan dan nutrisi
  • Lebih memilih makan sendirian
  • Latihan berlebih
  • Makan berlebihan (pilih-pilih)
  • Rambut atau kuku pecah-pecah
  • Depresi
  • periode menstruasi yang tidak stabil (pada wanita yang telah puber)

Bulimia Nervosa:

  • Makan Banyak berkelanjutan
  • Menguruskan badan dengan diet berlebihan, puasa, latihan berlebihan atau memuntahkan kembali.
  • Memaksakan diri secara berlebihan untuk kurus
  • Secara berkelanjutan masuk ke kamar mandi setelah makan
  • Jari-jari memerah
  • Pipi lembam
  • Selalu mengukur diri dengan bentuk badan dan berat badan
  • Depresi atau emosi tidak stabil
  • Periode menstruasi yang tidak umum
  • Gigi bermasalah, seperti gigi bolong.
  • Mulas-mulas

Binge-Eating Disorder:

  • Makan lebih banyak dan cepat dari biasanya
  • Makan sampai kekenyangan
  • Makan makanan dalam porsi besar ketika tidak lapar
  • Makan sendirian karena merasa malu pada porsi makanan
  • Melampaui Distress perihal prilaku makan banyak
  • Kecenderungan makan banyak, rata-rata, setidaknya 2 hari seminggu dalam 6 bulan
  • Makan banyak dan tidak diikuti dengan prilaku umum (Diet, puasa, latihan berat)
Penyebab

Tekanan emosi seperti depresi atau kesulitan beradaptasi pada masalah keluarga dapat memicu sebuah gangguan pada seorang anak atau remaja. Obat-obatan (DRUGS) atau alcohol oleh anggota keluarga dapat juga menjadi faktor, yang dapat berefek pada prilaku pola makan sebagai bentuk coping. Dalam hal ini media gambaran telah dikutip sebagai awal mula peristiwa gangguan pola makan baik pada laki-laki maupun perempuan yang dapat secara drastis mengurangi makan ketika berlatih secara keras.

Orang dengan gangguan anorexia nervosa melihat diri mereka sendiri kelebihan berat badan bahkan ketika mereka tahu bahwa mereka sangat kurus. Pada bulimia nervosa, penderitaan ini biasanya semakin memberati daripada batasan normal umur dan tinggi badan, seperti individu dengan anorexia, mereka sangat takut ketika bertambah berat badan, bernafsu untuk menurunkan berat badan, dan selalu merasa tidak puas dengan tubuh mereka. Banyak penderita gangguan makan banyak (binge-eating disorders) memiliki berat badan berlebih berbanding umur dan tinggi badan mereka. Perasaan jijik pada diri sendiri dan malu bersatu dengan yang lain dapat merujuk pada pengulangan prilaku makan banyak, dan menciptakan sebuah rotasi pada lingkaran makan banyak. 

Penanganan

Gangguan pola makan (Eating disorders) dapat di tanggulangi dan berat badan normal dapat dicapai. Makin cepat gangguan ini didiagnosa dan dirawat, makin bagus dampak yang akan muncul. karena kerumitannya, gangguan pola makan membutuhkan rencana perawatan secara terus menerus dan melibatkan perawatan medis. pengawasan, intervensi psikososial, konseling nutrisi, dan manajemen pengobatan ketika dibutuhkan.

Perawatan untuk anorexia membutuhkan beberapa program spesifik yang melibatkan tiga tahapan: mengembalikan berat badan, merawat gangguan psikologi yang dialami; seperti pandangan tentang bentuk tubuh, dan konflik interpersonal, dan tahapan terakhir adalah rehabilitasi dan remisi jangka panjang, atau pemulihan total. Menggunakan obat psikotropika pada orang dengan gangguan anorexia hanya bisa dilakukan setelah berat badan mencapai tahapan normal.

Perawatan untuk kehilangan berat badan yang parah biasanya memerlukan penanganan rumah sakit sekitar dua bulan, dimana rencana makan dibuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan pengobatan. Ketika nutrisi seimbang dan berat badan mulai naik, psikotherapi dapat membantu untuk seseorang yang mengalami gejala anorexia, kurang percaya diri, masalah yang berkenaan dengan berat badan, ukuran badan, dan nafsu makan.

Gejala yang timbul dari pengobatan pada anorexia nervosa dapat bervariasi pada tiap individu: beberapa sembuh total setelah sekali pertemuan; beberapa masih bermasalah dengan berat badan; dan lainnya memburuk sampai beberapa tahun. Angka kematian pada penderita gejala anorexia telah diperkirakan sampai 56 persen pertahun dimana angka ini 12 kali lebih tinggi dari pada kematian secara wajar pada wanita berumur 15 - 24 tahun. Penyebab utamanya adalah gejala komplikasi, seperti penahanan cardiac atau ketidakseimbangan elektrolit, dan bunuh diri.

Tujuan utama dari perawatan pada bulimia adalah untuk mengurangi atau menghilangkan prilaku makan berlebihan dan muntah-muntah. Rehabilitasi nutrisi, intervensi psikososial dan manajemen pengobatan seringkali dilakukan. Pembangunan pola umum, yang bukan makan berlebihan, pengarahan kesehatan akan tetapi tidak terlalu berat, dan resolusi dari kondisi yang ada seperti mood atau gejala kecemasan (anxiety) diantara beberapa bantuan dari strategi ini. psikoterapi individu, psikoterapi grup, dan terapi keluarga /perkawinan dilaporkan efektif. Pengobatan psikotropika, seringnya antidepresant seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), juga membantu individu dengan gejala bulimia, umumnya individu dengan gejala depresi atau kecemasan yang signifikan atau individu yang tidak merespon pada perawatan psikososial. Pengobatan ini juga dapat membantu mencegahnya kambuh kembali.

Perawatan dan strategi untuk makan berlebihan sama dengan bulimia, dan penelitian sedang menguji efektifitas dari beberapa intervensi.

Individu dengan gejala gangguan pola makan umumnya tidak mengenali atau mengakui bahawa mereka sakit. hasilnya, mereka menolak untuk mendapat atau mengikuti perawatan. Anggota keluarga atau individu lain yang dapat dipercaya bisa membantu untuk meyakinkan orang dengan gangguan makan untuk mendapat rehabilitasi dan perawatan.

Komentar